MUSEUM WAYANG KEKAYON
Ø Lokasi
Museum Wayang Kekayon terletak di Jl. Jogja-Wonosari
Km. 7 No. 277 Kecamatan Banguntapan, Bantul.
Ø Akses
Aksesnya
mudah karena terletak didepan jalan raya
Jogja-Wonosari, namun karena posisi tempatnya menyempil dan tidak seperti
museum, malahan seperti bangunan keraton yang tidak begitu terpelihara jadi
museum itu tidak banyak dikunjungi.
Ø Harga tiket dan harga parkir
Biaya Masuk Museum Wayang Kekayon
·
Pelajar/umum: Rp. 7.000,-/orang
·
Wisatawan asing: Rp. 10.000,-/orang
·
Biaya membawa kamera: Rp. 10.000,- , camera hp free
·
Rombongan: via konfirmasi ke pengelola museum
Harga Parkir
·
Tidak dipungut biaya parkir.
Ø Jam Buka Museum
Jam Buka Museum
· Hari Senin- jum'at : 08.30 - 14.00 WIB
Hari Sabtu : 08.30-12.00 WIB
Hari Sabtu : 08.30-12.00 WIB
·
Hari Minggu/ Hari Besar silahkan konfrimasi
Ø Berkaitan dengan sejarahnya
Museum Wayang Kekayon ini berdiri pada 23 Juli 1990 oleh seorang dokter ahli jiwa setempat bernama Prof. Dr. dr. KRT.Soedjono Prawirohadikusumo. Dokter senior ini adalah seorang pemerhati dunia pewayangan bahkan memiliki koleksi wayang pribadi yang cukup lengkap dan inilah yang membuat beliau tertarik untuk memajangnya dan dibuatlah museum untuk umum.
Museum Wayang Kekayon ini memiliki berbagai jenis wayang mulai dari wayang tertua, wayang purwa yang masih dengan design sederhana, kemudian wayang madya dari era Majapahit yang dengan cerita pasca perang Barathayudha.
Wayang lain yang juga ada di museum adalah wayang Gedhog yang mengisahkan tentang Dewi Candrakirana, wayang klithik yang mengisahkan cerita Darmawulan dan Minakjinggo, wayang Dupara yang menceritakan kisah Diponegoro sapai wayang Suluh yang berkisah tentang perjuangan Kemerdekaan Indonesia. Dan wayang yang mengisahkan dongeng- dongeng anak kecil.
Wayang yang tersedia di museum juga ada yang bersifat langka seperti wayang Madura, wayang Sadad dan wayang Golek Thengul.
Perkembangan tiap model wayang ini banyak sipengaruhi oleh perkembangan sejarah bangsa dan pengaruhnya terhadap budaya dan seni dari Indonesia dari masa ke masa. Dan itu pula sebabnya dalam museum ini di gambarkan perjalanan bangsa dari masa ke masa. Bahkan sejak masa kehidupan purba sampai masa modern sekarang.
Model gerbang dengan patung singa Borodbudur sebagai gambaran pengarh budaya Buddha ada abat 17. Bangunan Kartasaru pada sudut kiri belakang museum sebagai gambaran penyempurnaan kisah wayang di abad 18 karena pengaruh budaya Hindu oleh pujangga Surakarta bernama Yododipuro dengan hadirnya kisah serat Ramayanadalam pewayangan.
Masa-masa besar lain dalam sejarah Nusantara juga dimasukkan dalam bangunan dan figur-figur dalam bangunan. seperti kawasan menara airyang melambangkan kejayaan masa Majapahit. kemudian masa kejayaan Islam dengan menara Kudus dan masa pendudukan Belanda dengan kehadiran kompleks Pancuran Bidadari.
Mengiringi dipamerkannya beraga, jenis wayang di dlaam museum ini, pada kesempatan khusus museum ini juga menggelar pagelaran wayang dari beragam jenis wayang, termasuk dari jenis wayang unik dan langka yang menjadi koleksi museum ini. Bukan kesempatan mudah bisa menonton sendiri pertunjukan wayang kancil atau wayang Madya yang sudah sangat jarang dipertontonkan.
Ø Keunikan
Museum ini juga memiliki fungsi pendidikan, wahana
penelitian, dan rekreasi. Bangunan yang ada terdiri dari satu ruang auditorium
dengan fasilitas audio visual yang digunakan untuk penjelasan awal bagi
pengunjung. Terdapat beberapa unit bangunan museum yang lebih kecil seperti
gedung induk dengan arsitektur Jawa lengkap dengan kuncung, pendapa, longkang,
peringgitan, ndalem dengan sarean tengah. Gedung pendapa yang luas dan dapat
dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti acara pernikahan, pertemuan, latihan
kesenian, dan paket wisata makan malam sembari menyaksikan pagelaran wayang.
Wayang merupakan kekayaan luhur budaya bangsa Indonesia yang
patut kita banggakan. Terbukti atas pengakuan UNESCO atas wayang sebagai
warisan pusaka dunia. Di komplek museum wayang seluas 1,1 ha ini dapat
disaksikan ribuan wayang dari berbagai jenis, seperti wayang Purwa, Madya,
Gedhoog, 100 Kurawa, dan lain-lain. Terdapat aneka topeng, berbagai busana
wayang, bahkan patung Wayang Wong ukuran sebenarnya, hingga berbagai jenis wayang
yang nyaris punah, seperti wayang Madura, Sadat, Golek Thengul, serta berbagai
wayang bersejarah yang sudah ratusan tahun hingga wayang modern seperti Wayang
Perjuangan/Suluh dan wayang Republik yang sekarang sering dipentaskan. Museum
ini juga nyaman dan asri dengan taman parkir luas serta pendapa megah untuk
perayaan pernikahan, pameran, pertemuan, sarasehan, dan lain-lain.
Ø Bukti Foto
Sumber : Dokumen
Penulis
Foto Gapura masuk Museum Wayang Kekayon
Sumber : Dokumen Penulis
Foto patung-patung yang menghiasi Museum Wayang Kekayon
Sumber : Dokumen Penulis
Foto brosur yang diberikan wisatawan untuk memberikan informasi tentang Museum Wayang Kekayon
Sumber : Dokumen Penulis
Foto koleksi-koleksi yang ada di Museum Wayang Kekayon
Sumber : Dokumen Penulis
Foto koleksi-koleksi wayang yang ada di Museum Wayang Kekayon
Ø Satu Tokoh Wayang Yang Saya Sukai
Dewi
Sinta
Dewi Sinta adalah putri Prabu Janaka,
raja negara Mantili atau Mitila (Mahabharata). Dewi Sinta diyakini sebagai
titisan Bathari Sri Widowati, istri Bathara Wisnu. Selain sangat cantik, Dewi
Sinta merupakan putri yang sangat setia, jatmika (selalu dengan sopan santun)
dan suci trilaksita (ucapan, pikiran dan hati)nya. Dewi Sinta menikah dengan
Ramawijaya, putra Prabu Dasarata dengan Dewi Kusalya dari negara Ayodya,
setelah Rama memenangkan sayembara mengangkat busur Dewa Siwa di negara
Mantili. Dari perkawinan tersebut ia memperoleh dua orang putra masing-masing
bernama Lawa dan Kusya. Dengan setia Dewi Sinta mengikuti suaminya, Ramawijaya
menjalani pengasingan. Karena terpesona oleh keindahan Kijang Kencana
penjelmaan Ditya Marica, Dewi Sinta akhirnya diculik oleh Prabu Dasamuka dan
ditawan di taman Argasoka negara Alengka hampir 12 tahun lamanya. Ia akhirnya
dapat dibebaskan oleh Ramawijaya, setelah berhasil membinasakan Prabu Dasamuka
dan semua senapati perang Alengka.
Menurut Mahabharata, Dewi Sinta tidak
lama tinggal di istana Ayodya sebagai permaisuri Prabu Rama. Karena kecurigaan
Prabu Rama terhadap kesucian Dewi Sinta walau telah dibuktikan dengan hukum
bakar di Alengka, Dewi Sinta kemudian diasingkan dari istana Ayodya, dan hidup
di pertapaan Resi Walmiki. Di tempat itulah Dewi Sinta melahirkan kedua putra
kembarnya. Lawa dan Kusya. Akhir riwayatnya diceritakan, Dewi Sinta mati
ditelan bumi saat akan boyong kembali ke istana Ayodya.
Ø Catatan kritis/ opini
Museum Wayang Kekayon ini harusnya bisa
menjadi objek wisata yang menarik namun
karena sumber daya manusianya yang kurang membuat museum wayang ini tidak
terawat. Museum ini adalah museum pribadi, koleksi-koleksi wayangnya itu hasil
dari pembelian sendiri kurang lebih 5000 koleksi wayangnya, wayangnya asli dari
berbagai daerah dan berbagai jenis. Banyak koleksi wayang yang belum dipajang
karena keterbatasan tempat pemajangan wayangnya (etalase) sehingga tidak bisa
dipajang semuanya. Museum ini benar-benar tidak terawat banyak sekali nyamuk
kebon yang sangat mengganggu pengunjung yang datang. Banyak koleksi-koleksi
dari museum tersebut tidak dibersihkan, bahkan menurut mbak penjaganya
membersihkan museum ini tidak teratur bisa setahun hanya sekali atau tidak sama
sekali.
Padahal museum wayang itu menurut saya
bagus banyak koleksi-koleksi wayangnya, untuk para wisatawan yang ingin
mengenal banyak informasi tentang wayang, berkunjung ke museum ini sangat disarankan.
Saat mengunjungi museum wayang kekayon ini kita akan dipandu oleh mbak
penjaganya dan dijelaskan mengenai sejarah pembentukan museum sampai
koleksi-koleksi yang ada dimuseum. Museum wayang kekayon ini mempunyai 7 ruang.
Smber : 1. http://sobatjogja.com/wisata-sejarah-dari-museum-wayang-kekayon-yogyakarta/2. http://nuradiwibowo02.blogspot.co.id/2014/02/mengenal-sosok-wayang-dewi-shinta.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar